Thursday, June 19, 2008

Tuhan Yesus, ini owe, A Cong..

Ini sebuah kisah nyata yang menarik dan menyentuh.
Ada seorang laki2 paruh baya, umur 50 tahunan. Ia dipanggil A Cong (Ah Chong, ejaan Inggrisnya). Miskin, tetapi jujur dan tekun. Kejujuran dan ketekunan itu mendapat perhatian seorang pemilik toko material di daerah Glodok, Pinangsia, Jakarta. A Cong diangkat menjadi CEO (chief exec. officer) atau Penanggung jawab penuh toko tersebut. Usaha material itu meraup sukses luar biasa. Sedemikian sibuknya A Cong di toko itu melayani pembeli, sampai ia tak sempat makan dengan teratur. Bahkan tidak jarang ia makan sambil tetap melayani. Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia menyempatkan diri berlari ke sebuah gereja di dekat situ. Dan itu ia lakukan tiap hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun.Sampai pada suatu hari kecurigaan seorang pastor memuncak! Ia telah memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini di gerejanya. A Cong datang di pintu gereja, hanya berdiri saja, membuat tanda salib, lalu segera bablas pergi lagi. Ritual itu setia dilakukan A Cong, tiap-tiap hari, itu-itu saja. Adakah udang dibalik batu??? Jangan-2...Romo yang penasaran itu mencari kesempatan menghadang si A Cong, dan bertanya tanpa basa-basi lagi: "Maaf, Cek (panggilan menghormat bagi laki2 Cina) kenapa Encek saben ari datang jam 12 begini, cuman bediri aja di pintu, bikin tanda salib, terus cepet-2 pergi?". Kaget, si ACong menjawab tersipu: "Hah !?... Lomo, owe ini olang sibuk, owe punya waktu selikit, tapi owe seneng dateng kemali." Jelas, Romo belum puas dan terus mendesak: "Emangnya apa yang Encek lakukan di pintu gereja gitu?" Jawab A Cong dengan polos: "Ngga ada apa-2. Benel Owe cuman bilang ini doang : Tuhan Yesus, ini owe, A Cong. Uuudah?. Gitudoangg.." Terbengong, hanya "Oh....!" yang bisa dilontarkan sang Romo. Dan A Cong pun bergegas kembali ke tokonya. Pada suatu hari A Cong sakit parah. Super sibuk dan makan sekenanya,tidak teratur. Komplikasi penyakitnya cukup berat sehingga ia dilarikan ke rumah sakit. A Cong bukan orang kaya, maka ia menempati kamar kelas 3, satu kamar dihuni 8 orang pasien. Sejak masuknya A Cong, kamar itu menjadi ceria, penuh canda tawa. Tak terasa 3 bulan sudah A Cong dirawat. Ia pun sembuh dan diperbolehkan pulang. Ia gembira, tentunya,tetapi teman-2 sekamarnya bersedih. Selama dirawat itu, semua sesama pasien dihiburnya. A Cong setiap pagi menghampiri teman-2 pasiennya,satu per satu, dan menanyakan keadaan masing2. Sayang, sekarang A Cong harus pulang dan kamar itu akan kembali sunyi. Akhirnya salah seorang sesama pasien mencoba bertanya: "Eh Cek A Cong, mau nanya nih. Kenapa sih Encek begitu gembira, dan selalu gembira, padahal penyakit Encek 'kan serius?". Acong tercenung danmenjawab: "Saben ali jam lua welas yah?, ada olang laki lambut gondlong dateng, megang wo punya kaki, dia bilang: A Cong, ini Aku, Yesus. Gimana owe nggak seneng, coba..!!."

Moral of the story :" Sisihkan waktumu, untuk bersama Tuhan, walau hanya sedikit waktu... "

Tuesday, June 17, 2008

Letter from Daddy

My child, you may not know Me
But I know everything about you
I know when you sit down and when you rise up
I am familiar with all your ways
Even the very hairs on your head are numbered
For you were made in My image
In Me you life and move and have your being
For you are My offspring
I knew you even before you were conceived
I chose you when I planned creation
You were not a mistake
For all your days are written in My book
I determined the exact time of your birth and where you would live
You are fearfully and wonderfully made
I knit you together in your mother’s womb
And brought you forth on the day you were born
I have been misrepresented by those who don’t know Me
I am not distant and angry
But I am the complete expression of love
And it is my desire to lavish my love on you
Simply because you are My child and I am your Father
I offer you more than your earthly father ever could
For I am The Perfect Father
Every good gift that you receive comes from My hand
For I am your provider and I meet all your needs
My plan for your future has always been filled with hope
Because I love you with an everlasting love
My thought toward you are countless as the sand on the seashore
And I rejoice over you with singing
I will never stop doing good to you
For you are My treasured possession
I desire to establish you with all my heart and my soul
And I want to show you great and marvelous things
If you seek Me with all your heart, you will find Me
Delight in Me and I will give you the desires of your heart
For it is I who gave you those desires
I am able to do more for you than you could possibly imagine
For I am your greatest encourager
I am also the Father and I love you even as I love my son, Jesus
For in Jesus, my love for you is revealed
He is the exact representation of My being
He came to demonstrate that I am for you, not against you
And to tell you that I am not counting your sins
Jesus died so that you and I could be reconciled
His death was the ultimate expression of My life for you
I gave up everything I loved that I might gain your love
If you receive the gift of My Son, Jesus, you receive Me
And nothing will ever separate you from my love again
Come home and I’ll throw the biggest party heaven has ever seen
I have always been Father and will always be Father
My question is..
Will you be My child?
I am waiting for you

Love,
Your Dad,
Almighty GOD!

Friday, June 13, 2008

Mengandalkan Tuhan

Saudara tahu apa rahasia sukses dari ilmuwan di dunia ini? Kita mengenal nama Robert Boyle, perintis kimia modern. Michael Faraday, perintis daya listrik & penemu generator listrik. Carl Linnaeus, pakar botany yang menggolongkan tumbuhan & hewan. Sir Isaac Newton, penemu hukum gaya berat. Louis Pasteur, perintis bakteriologi, vaksinasi dan imunisasi.

Saudara, kita mengenal mereka sebagai orang2 genius dan berhasil menyumbangkan sesuatu yang sangat berarti bagi dunia. Tetapi ada satu sisi yang mungkin sering terlupakan oleh kita tentang kehidupan ilmuwan2 terkenal ini. Tahukah saudara bahwa sebenarnya mereka semua tercatat sebagai orang2 yang mempercayai kebenaran Alkitab?

Johannes Kepler - astronom terkemuka yang pernah berniat menjadi teolog. Ia adalah orang Kristen yang hanya percaya pada karya Yesus Kristus. Ia melihat bahwa Allah juga dimuliakan dalam astronomi. Bukankah langit juga menceritakan kemuliaan Allah? (Maz 19:2).

Sir Isaac Newton - mengaku bahwa semua temuannya merupakan jawaban atas doanya. Ia percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang ditulis oleg orang2 yang memperoleh wahyu yang cemerlang dari Allah.

Samuel Morse - penemu telegrafi dan sandi morse mengatakan bahwa hanya Tuhan yang menopang dia di dalam semua percobaan yang dilakukannya. Semakin ia meneliti, semakin ia menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan.

Bila orang2 genius seperti mereka selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, dalam penemuannya, lalu bagaimana dengan kita ini? Mereka adalah orang2 yang percaya pada kebenaran Firman Tuhan, apakah kita selalu mengandalkan Tuhan atau sebaliknya?

Kita lihat salah seorang tokoh Alkitab yang juga disebut sebagai Bapa orang beriman atau Bapa orang percaya, dia adalah Abraham. Dalam kitab Kejadian, diceritakan bahwa Abraham selalu ada dalam pikiran Tuhan. Bukan hanya itu saja, Tuhan juga memberitahukan kepada Abraham tentang rahasia2Nya. Sebab kehidupan Abraham merupakan kehidupan yang dekat dengan Tuhan sehingga Tuhan menyatakan rahasiaNya kepadanya.

Dalam injil Yohanes 15:15 dikatakn kepada seorang sahabat, Tuhan akan menyatakan rahasiaNya. Dalam kitab Yakobus 2:23b disebutkan Abraham itu adalah sahabat Allah, itu sebabnya tidak heran kalau TUhan juga menceritakan rahasiaNya kepada Abraham. Lalu bagaimanakah gaya hidup Abraham? Bagaimanakah ciri hidup yang mengandalkan Tuhan?

1. Abraham suka membuat mezbah bagi Tuhan.
Kejadian 12:8, Abraham membangun mezbah dan senang menyembah Allah, dan hal itu menyenangkan hati Tuhan.

2. Abraham memanggil nama Tuhan.
Kej 12:8 juga dikatakan bahwa Abraham memanggil nama Tuhan. Apakah kita mengandalkan Tuhan, selalu memanggil dan menyerukan namaNya dalam setiap aspek hidup kita? Apakah kita selalu ,mengandalkan Tuhan dalam pekerjaan kita? Biarlah ini menjadi komitmen kita untuk selalu mengandalkan Tuhan di sepanjang hidup kita.

3. Abraham percaya pada Tuhan.
Kejadian 15:6. Apapun yang Tuhan katakan Abraham lakukan, apapun yang Tuhan janjikan kepadanya, Abraham percaya pada janji2Nya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita percaya tangan Tuhan akan menuntun kita di sepanjang hidup ini?

4. Abraham suka berjalan bersama Tuhan.
Ternyata Abraham juga merupakn sosok kehidupan yang suka berjalan dengan Tuhan sehingga Tuhan membukakan rahasia-rahasiaNya kepada Abraham (Kejadian 18:16-19).

Ada 2 macam perjalanan di dalam hidup ini:
1. Jalan yang panjang dan lurus tanpa halangan, seperti jalan tol.
2. Jalan yang berkelok-kelok dan banyak rintangan.

Berjalan dengan Tuhan itu seperti perjalanan yang kedua, akan ada banyak rintangan, masalah, air mata, padang gurun, dsb. Namun kalau kita selalu mengandalkan Tuhan, kita akan mampu berjalan bersama dengan Tuhan di sepanjang hidup kita, karena Tuhan berjanji untuk menolong kita di setiap langkah kita. Mazmur 119:67, 71.

Sunday, June 8, 2008

Anda Berharga dimata Tuhan

Ada seorang laki-laki, di mana setiap orang yang melihat fisiknya pasti setuju bahwa ia bukan laki-laki yang menarik. Badannya gemuk dan tingginya di bawah rata-rata, wajahnya tidak tampan. Ia bukan orang yang kaya juga bukan orang yang punya kepandaian khusus. Jalannya agak pincang, dan suaranya pun sumbang untuk menyanyi. Sebut saja ia bernama Milo.

Sehari-hari ia bekerja sebagai pegawai sebuah toko buku dengan gaji yang tidak seberapa. Milo sudah hampir berumur 40 tahun, ia kadang merasa frustasi karena ia belum punya pacar hingga saat ini. Ia kadang merasa Tuhan tidak adil baginya menciptakan dirinya seperti itu, tidak ada wanita-wanita yang mengelilinginya karena mengaguminya, tidak ada kelimpahan harta padanya, atau orang-orang yang memujinya karena kehebatannya.

Suatu ketika, pulang dari tempat bekerja melewati lorong yang gelap, seorang pria tinggi besar menghadangnya. Wajahnya tidak nampak jelas karena gelapnya malam. Pria itu menodongkan sebuah pisau pada dadanya, "Serahkan uangmu kalau mau selamat!", ujarnya dengan nada suara berat.

"Anda menginginkan uang saya? Ambillah semuanya", katanya dengan tenang. Pria itu membiarkan Milo mengambil uangnya, diserahkan semua uangnya ke tangannya. Sikap Milo nampak tenang sekali.

"Anda tidak takut kalau aku membunuhmu di sini?", tanya pria itu. "Oh, tentu tidak. Tidak ada yang berharga pada diriku, sekalipun aku harus memberikan nyawaku aku tidak takut", ujarnya dengan tenang. Menghadapi sikapnya yang tenang, pria itu makin penasaran dan pelan-pelan menurunkan pisaunya.

"Anda tidak takut mati?", tanya pria itu lagi. "Saya tidak takut mati, saya tidak memiliki apapun di duania ini. Saya milik Tuhan, jika anda membunuh saya maka anda mengembalikan saya kepada Tuhan.

"Anda orang Kristen?", tanya pria itu. "Tepat, bagaimana anda bisa tahu?", tanya Milo. Pria itu akhirnya memperkenalkan diri. Milo lalu mengajaknya duduk di sebuah anak tangga dari toko yang telah tutup.

"Aku seorang preman, aku pernah membunuh belasan nyawa. Dulu aku orang Kristen. Ayahku dulu sering sekali memukul ibuku dan juga anak-anaknya hingga kami hidup dalam kekerasan. Ia sering mabuk dan aku pernah hampir dibunuhnya, selain ia tidak punya pekerjaan tekanan hidup menjadikan aku seperti ini." Kemudian lanjutnya lagi, "Baru kali ini aku menemui orang yang tidak takut padaku", ujarnya. Tiba-tiba air mata meleleh dari pipinya, "Seumur hidupku baru pertama kali aku menangis. Aku tidak tahu kenapa, aku seperti orang bodoh menangis didepanmu." Kasih Tuhan terus menyinari malam itu.

"Kamu pasti lapar, aku punya makanan untukmu", ujar Milo sambil mengeluarkan roti dari tasnya dan memberikan padanya. "Aku melihat ada suatu kekuatan yang begitu kuat keluar dari dirimu, menarik aku kembali pada suatu tempat dimana aku dulu pernah berada."

Pria itu adalah orang yang paling ditakuti di tempat tersebut, reputasinya sebagai pembunuh belum ada tandingannya. Bagaimana mungkin orang seperti Milo bisa membuat hatinya luluh? Malam itu ia bertobat dan apa yang terjadi? Banyak dari anak buahnya yang bertobat dan kembali pada jalan kebenaran. Pernahkah anda merasa tidak berharga? Tidak punya kelebihan apa-apa.

Anda merasa fisik anda tidak menarik, anada juga merasa tidak punya harta apa-apa yang bisa diberikan. Tuhan tidak pernah menciptakan kita tanpa maksud. Anda mungkin berkata "Tuhan, aapa saya bisa dapat jodoh?Apa saya layak melayaniMu? Apa saya bisa berhasil?" Semua adalah mungkin bagi Tuhan. Pernahkah anda membanding-bandingkan diri anda dengan kelebihan orang lain, lalu anda merasa minder?

Saudara terkasih, apapun keadaan anda Tuhan begitu mempedulikan anda. Sekalipun pelayanan anda mungkin hanya seorang penyapu halaman gereja. Anda tetap seorang yan hebat di mata Tuhan. Jangan pernah bersedih hati, kalau mungkin anda mempunyai cacat fisik. Jangan putus asa kalau orang tidak mengaggap keberdaan anda. Anda sama berharganya dengan ciptaanNya yang lain. Ketauhilah, Anda begitu berharga dimataNya, sehingga Ia begitu tidak ingin kehilangan Anda.

Yesaya 43:4 "Oleh karena engkau berharga di mataKu, dan mulia, dan Aku mengasihi engkau"

Wednesday, June 4, 2008

Selamat pagi, Tuhan

Seperti biasa aku bangun tergesa-gesa, langsung mengurus ini dan itu,
terburu-buru makan, tergopoh-gopoh ke tempat kerja,
aku tidak mempunyai cukup waktu aku orang sibuk, banyak tugas, banyak acara karena itu aku tidak sempat berdoa.
Hari itu segala yang kulakukan menubruk ke sana sini.
Persoalan datang bertubi-tubi, "Mengapa Tuhan tidak menolong ?" aku bertanya
Tuhan menjawab "Tetapi kamu tidak meminta"

Aku ingin hari itu bertabur bunga-bunga keberhasilan,
namun yang kuhadapi adalah belukar berduri.
Aku heran mengapa Tuhan tidak menunjukkan jalan
Tuhan pun balas bertanya "Mengapa kamu tidak mencari?"

Persoalan demi persoalan membuat aku terjerembab, aku putar otak dan berupaya, namun sia-sia.
Dalam hati aku menggugat mengapa Tuhan tidak memberi jawab.
Tuhan berkata, "Tapi kamu tidak bertanya"

Jalan macet menghadang, jalan buntu menunggu, beban masalah menekan aku merunduk, pelbagai kunci kucoba untuk membuka pintu.
Tersenyum Tuhan berucap "Mengapa kamu tidak mengetuk?"

Kepalaku oleng bak kapal bersandar tanpa sauh, hatiku gelisah meronta seperti ikan dalam pukat, aku merintih, "Tuhan mengapa Engkau begitu jauh?"
Tuhan menjawab, "Tapi kamu tidak mendekat"

Lalu, mulai pagi ini, aku terlebih dahulu menenangkan diri, berkonsolidasi, mencari visi, bermeditasi, begitu banyak yang hari ini perlu kukerjakan, tapi justru sebab itu aku membuka hubungan : "Selamat pagi, Tuhan....."

Tuesday, June 3, 2008

Kisah Penjual Tempe

Peristiwanya terjadi di sebuah desa di Jawa Tengah. Seorang ibu setengah baya tersebut sehari-harinya adalah penjual tempe di desanya. Tempenya yang dujialnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasara untuk menjual tempenya, ternyata pagi itu, tempe yang terbuat dari kacang kedele iu masih belum jadi tempe alias masih setengah jadi. Ibu ini sangat sedih hatinya. Sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si ibu hanyalah dari menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu yang memang aktif beribadah di gerejanya teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu iapun tumpang tangan di atas tumpukan beberapa batangan kedele yang masih dibungkus dengan daun pisang tersebut. "Bapa di Surga, aku mohon kepadaMu agar kedele ini menjadi tempe. Dlam nama Yesus, Amin." Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hatinya. Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu, dengan tenang ia menekan-nekan dengan ujung jarunya bungkusan bakal tempe tersebut. Dengan hati deg-degan ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mujizat kedele jadi tempe terjadi. Lalu apa yang terjadi?

Dengan kaget dia mendapati bahwa kedele tersebut.................................................masih tetap kedele, si Ibu tidak kecewa. I a berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas didengar Tuhan. Lalu kembali ia tumpang tangan di atas batangan kedele tersebut. "Bapa di Surga, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil. Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah mata pencaharianku Aku mohon dalam nama Yesus jadilah ini menjadi tempe. Dalam nama Yesus, Amin." Dengan iman iapun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu apa yang terjadi? Denang kaget ia melihat bahwa kacang kedele tersebut??????? ..masih tetap begitu! Sementara hari semakin siang di mana pasar tentunya akan semakin ramai.

Si ibu dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin mujizat Tuhan akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar. Lalu iapun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar. Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya.


Sebelum beranjak dari rumahnya, ia sempatkan unntuk tumpang tangan sekali lagi. "Bapa di Surga, aku percaya Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju pasara, Engkau akan mengadakan mujizat buatku. Dalam nama Yesus, Amin." Lalu ia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan ia tidak lupa menyanyikan beberapa lagu puji-pujian.


Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya bungkusan tiap bungkusan yang ada. Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Ternyata saudara-saudara????????? tempenya benar -benar???????????????...???.belum jadi!


Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulia kecewa pada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Ia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan hasil menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih setengah jadi.

Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa. Si Ibu tertunduk lesu. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia tahu bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. "Bu?....! Maaf ya, saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi???" Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya."Seketika si ibu tadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa "Tuhan? saat ini aku tidak butuh tempe lagi. Aku tidak butuh lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula. Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus, Amin."

Tapi kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi, tempenya sudah jadi. Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab ya kepada wanita itu. "Bagaimana nih?" ia pikir. "Kalau aku katakan iya, jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu tadi sudah terjadi mujizat Tuhan?"

Ia kembali berdoa dalam hatinya, "Ya, Tuhan, biarlah tempeku ini tidak usah jadi tempe lagi. Sudah ada orang yang kelihatannya mau beli. Tuhan tolonglah aku kali ini.." ujarnya berkali-kali. Lalu, sebelum ia menjawab wanita itu, ia pun membuka sedikit daun penutupnya. Lalu?? apa yang dilihatnya Saudara-Saudara???.? Ternyata??.. memang benar tempenya belum jadi. Ia bersorak senang dalam hatinya. Puji Tuhan? Puji Tuhan, katanya.

Singkat cerita wanita tersebut memborong semua dagangan si ibu itu. Sebelum wanita itu pergi, ia penasaran kenapa ada orang yang mau beli tempe yang belum jadi. Ia bertanya kepada si wanita. Dan wanita itu mengatakan anaknya di Yogya mau tempe yang berasal daru desa itu. Berhubung tempenya akan dikirim ke Yogya jadi ia harus beli tempe yang belum jadi, supaya setibanya disana, tempenya sudah jadi. Kalau tempe yang suda jadi yang dikirim maka setibanya disana tempe tersebut sudah tidak bagus lagi dan rasanya sudah tidak enak lagi.

Apa yang bisa kita simpulkan dari kesaksian ini?
1. Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan pada waktu kita berdoa padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan.
2. Tuhan menolong kita dengan caraNya yang sama sekali di luar pekiraan kita sebelumnya.
3. Tiada yang mustahil bagi Tuhan.
4. Percayalah bahwa Tuhan akan menjawab doa kita sesuai dengan rancanganNya.

Beautiful Prayer

I ASKED GOD

I asked God to take away my pain.
God said, No.
It is not for Me to take away, but for you to give itu up.

I asked God to make my handicapped child whole.
God said, No.
His spirit is whole, his body is only temporary.

I asked God to grant me patience.
God said, No.
Patience is a by-product of tribulations; it isn't granted, it is earned.

I asked God to give me happiness.
God said, No.
I give you blessings, happiness is up to you.

I asked God to spare me pain.
God said, No.
Suffering draws you apart from worldly cares and brings you closer to Me.

I asked God to make my spirit grow.
God said, No.
You must grow on your own, but I will prune you to make you fruitful.

I asked for all things that I might enjoy life.
God said, No.
I will give you life so that you may enjoy all things.

I asked God to help me LOVE others as much as He loves me.
God said . . . Ahhh, finally! you have the idea.

Monday, June 2, 2008

"APA TUHAN ITU ADA?"

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air.
Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, pendeta atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.
Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.

Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Pendeta : Saya hamba Allah dan dengan izinNya saya akan menjawab pertanyaan anda.
Pemuda : Anda yakin?

Sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Pendeta : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya.
2. Apakah yang dinamakan Takdir?
3. Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan sebab merka memiliki unsur yang sama.
Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Pendeta tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah kepada saya?
Pendeta : Saya tidak marah..... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Pendeta : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Pendeta : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya.
Pendeta : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda : Saya tidak bisa.
Pendeta : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Pendeta : Apakah tadi malam anada bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak.
Pendeta : Apakah pernah terpikir oleh anada akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak.
Pendeta : Itulah yang dinamakan Takdir.
Pendeta : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.
Pendeta : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit.
Pendeta : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit.
Pendeta : Walaupun Setan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk setan.

Sunday, June 1, 2008

Bicara Dengan Tuhan

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur (Filipina) yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah bebatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya di mana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja setiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan. Tindakannya selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut. "Bagaimana kabarmu Andoy? Apakah kamu akan ke sekolah?"

"Ya, Bapa Pendeta!" balas Andoy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut. Dia begitu memperhatikan keselamatan Andoy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, "Jangan menyeberang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan menemani kamu ke seberang jalan. Jadi dengan cara tersebut saya bisa memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."
"Terima kasih, Bapa Pendeta"
"Kenapa kamu tidak pulang sekarang?? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?"
"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan...sahabatku."
Dan Pendeta itu segera meninggalkan Andoy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tapi kemudian Peneta tersebut bersembunyi dibalik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andoy kepada Bapa di Surga.

"Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini. Terima kasi buat kue ini Tuhan! Aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya...lucunya, aku nggak begitu lapar. Lihat, ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan. Engkau tahu ini sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa...paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa temanku sudah berhenti sekolah. Tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi. Tolong Tuhan?? Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu. Tuhan, Engkau mau lihat lukaku??? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, disini..disini..aku rasa Engkau tahu yang ini khan..??
Tolong jangan marahi Ibuku ya ..??? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makanan dan biaya sekolahku. Itulah mengapa dia memukul kami. Oh Tuhan, aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini.
Ada seorang gadis yang cantik di kelasku, namanya Anita..menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku??? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engaku tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.
Hei..ulang tahunMu tinggal 2 hari lagi, apakah Engkau gembira?? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau akan menyukainya. Ooops aku harus pergi sekarang." Kemudian Andoy segera berdiri dan memanggil Pendeta itu, "Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anada bisa menemaniku menyeberang jalan sekarang!"
Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andoy tidak pernah absen sekalipun. Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Allah.. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga dia tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja diserahkan pengelolanya kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga sering mengutuki orang yang menyinggung mereka.

Mereka sedang berlutut memegangi rosario mereka ketika Andoy tiba dari pesta natal di sekolahnya, dan menyapa "Halo Tuhan..Aku....'
"Kurang ajar kamu bocah!!! tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa??!!! Keluar!!!" Andoy begitu terkejut, "Di mana Bapa Pendeta Agaton..??? dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya.. dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus - ini hari ulang tahunNya, aku punya hadiah untukNya."

Ketika Andoy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja. Sambil membuat tanda salib ia berkata "Keluarlah bocah..kamu akan mendapatkanyya!!!" Oleh karena itu Andoy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyeberangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja. Dia mulai menyeberang. Ketika tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang - di situ ada tikungan yang tidak terlihat panadangan. Andoy melindungi hadiah tersebut di dalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar.. dan Andoy tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tak bernyawa.
Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut namun penuh dengan air mata datang dan memeluk tubuh bocah malang tersebut. Dia menangis. Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya, "Maaf TUan, apakah anda keluarga bocah malang ini? Apakah anada mengenalnya?"
Pria tersebut denga hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam segera berdiri dan berkata, "Dia adalah sahabatku." Hanya itulah yang dia katakan. Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam baju bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah malang tersebut dan keduanya kemudian menghilang. Kerumunan orang tersebut semakin penasaran...
Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sungguh mengejutkan. Dia berkunjung ke rumah Andoy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dan bercakap-cakapn denga kedua orang tua Andoy.

"Bagaimana anda mengetahu putera anda meninggal?"
"Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari."ucap ibu Andoy terisak.
"Apa katanya?"
Ayah Andoy berkata, "Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andoy sepertinya Dia begitu mengenal Andoy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai Dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andoy dari wajahnya dan memberikan kecupan di keningnya kemudian Dia membisikkan sesuatu.."
"Apa yang dia katakan?"
"Dia berkata kepada puteraku.." Ujar sang Ayah "Terima kasih buat kadonya. Aku akan segera berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku." Dan sang Atah melanjutkan, "Anda tahu kemudian. Semuanya terasa begitu indah..aku menangis tetapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu aku menangis karena bahagia.. aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika Dia meninggalkan kami ada sesuatu kedamaian memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. aku tidak dapat melukiskan yang begitu dalam di hatiku..aku tidak dapat melukiskan sukacita di dalam hatiku. Aku tahu puteraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong katakan padaku, Bapa Pendeta.. siapakah Pria ini yang selalu bicara dengan puteraku setiap hari di Gerejamu? anda seharusnya mengetahui karena anda selalu berada di sana setiap hari. Kecuali pada waktu puteraku meninggal."

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik,"Dia tidak berbicara dengan siapa-siapa.... kecuali dengan Tuhan."